Saham Bank Jumbo Rontok, BBRI Anjlok 5,2% Akhir Sesi I

Saham Bank Jumbo Rontok, BBRI Anjlok 5,2% Akhir Sesi I

Posted on

PORTALTOPIC – Penurunan Tajam Saham Perbankan

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengalami penurunan signifikan sebesar 5,2% pada akhir sesi pertama perdagangan 27 Februari 2025. Saham BBRI ditutup di level Rp3.620 per saham, dengan harga terendah intraday mencapai Rp3.610. Ini merupakan penurunan harian terbesar sejak April 2024 dan menyentuh level terendah sejak September 2021.

Tidak hanya BBRI, saham bank besar lainnya juga mengalami koreksi tajam. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 2,85% ke Rp8.525, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) anjlok 4,27% ke Rp4.710, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) melemah 2,99% ke Rp4.220 per saham. Secara keseluruhan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 2,24%, kehilangan 148 poin dan berakhir di level 6.458,27 pada sesi pertama.

Faktor Pemicu Koreksi Saham Perbankan

Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, antara lain:

  1. Aksi Jual Investor Asing
    Dalam sebulan terakhir, BBRI mencatat net foreign sell sebesar Rp7,27 triliun, tertinggi di antara bank-bank besar. BBCA dan BMRI juga mengalami net foreign sell masing-masing sebesar Rp1,29 triliun dan Rp1,23 triliun.

  2. Revisi Rekomendasi oleh JP Morgan
    JP Morgan menurunkan rekomendasi untuk saham BBRI dari “overweight” menjadi “neutral” serta memangkas target harga dari Rp4.600 menjadi Rp4.200 untuk 12 bulan ke depan. Keputusan ini didasarkan pada kekhawatiran terhadap likuiditas, potensi penurunan margin bunga bersih (NIM), serta kualitas kredit mikro.

  3. Dampak Sentimen Global
    Faktor eksternal turut berperan dalam penurunan ini. Kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang lebih proteksionis memicu ketidakpastian di pasar global, mendorong investor untuk menarik dana dari negara berkembang seperti Indonesia.

  4. Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS
    Kenaikan yield obligasi AS menyebabkan peralihan dana ke aset yang lebih aman. Investor lebih memilih menyimpan modalnya dalam obligasi yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi dibanding saham di negara berkembang.

BACA JUGA:  Pasar Pangan Murah di Bogor, Saham BBRI Anjlok 5,2%!

Analisis Teknis Saham BBRI

Secara teknikal, harga saham BBRI yang turun di bawah Rp4.000 menjadi sinyal negatif bagi investor. Level support kritis berikutnya diperkirakan berada di Rp3.500. Jika level ini ditembus, potensi penurunan lebih lanjut bisa terjadi.

Sebaliknya, jika terjadi rebound, level resistance terdekat berada di Rp3.800 hingga Rp3.900. Investor disarankan untuk memperhatikan pola harga dan mempertimbangkan faktor fundamental sebelum mengambil keputusan investasi.

Prospek Dividen dan Valuasi Saham

Meskipun harga saham BBRI turun tajam, ada potensi peningkatan imbal hasil dividen. Dengan asumsi rasio pembayaran dividen sebesar 80%, dividen per saham BBRI diperkirakan mencapai Rp316. Dengan harga saham di kisaran Rp3.620, dividend yield bisa mencapai 7,1%, menjadikannya menarik bagi investor yang fokus pada pendapatan pasif.

Dari sisi valuasi, saham BBRI saat ini memiliki rasio harga terhadap laba (PER) sekitar 11,2 kali, lebih rendah dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir yang mencapai 17 kali. Ini menunjukkan bahwa saham BBRI berpotensi undervalued dan bisa menjadi peluang investasi jangka panjang.

Strategi Investasi di Tengah Volatilitas

Dengan meningkatnya volatilitas pasar, investor disarankan untuk:

  • Tidak Panik dan Tetap Rasional
    Koreksi dalam saham perbankan bisa menjadi peluang untuk akumulasi bagi investor jangka panjang.

  • Diversifikasi Portofolio
    Menyebar investasi ke berbagai sektor seperti infrastruktur, teknologi, dan barang konsumsi bisa mengurangi risiko.

  • Mengikuti Perkembangan Berita Ekonomi
    Memahami faktor makroekonomi dan fundamental perusahaan akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.

Kesimpulan

Meskipun BBRI dan saham bank lainnya tengah mengalami tekanan, sektor perbankan Indonesia masih memiliki prospek positif dalam jangka panjang. Stabilitas ekonomi nasional dan peningkatan inklusi keuangan akan menjadi faktor utama pemulihan sektor ini ke depan.

Gravatar Image
Penulis dengan pengalaman lebih dari 7 tahun di dunia penulisan digital, aktif sejak 2017. Mengkhususkan diri dalam menulis artikel yang informatif dan menghibur di berbagai topik, termasuk teknologi, gaya hidup, dan tren terbaru. Memiliki komitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan relevan kepada pembaca. Sebagai penulis di portaltopic.com, saya berfokus pada penyampaian konten berkualitas yang mudah dipahami dan bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *